
Ontimes.id, Banyuwangi – Kebudayaan kerap kali menjadi bomerang dalam segala perkembangannya, hal tersubut terjadi disebabkan oleh ketidakarifan dalam menyikapi kebudayaan itu sendiri.
Maka yang pronsip dalam merespon perkembangan kebudayaan hendaknya dengan cara membuka diri (open mindded). Apalagi saat ini sudah nyata jelas perkembangan telah sampai pada era Distrupsi.
Era Distrupsi merupakan era bagi generasi Z, yang pada intinya, masyarakat sudah sangat sulit untuk lepas dari Gadget atau Smartphone. Utamanya anak muda. Arus informasi juga deras dan sulit untuk dibendung.
Baca Juga: Desainer Natalia Yaya Akan Gekar Fashion Show Batik Madura di Amerika
Baca Juga: Bekerjasama dengan IMAJI Studio, Raisa Luncurkan Pakaian untuk Anak-anak
Fakta ini perlu terus disikapi dengan serius oleh setiap elemen. Utamanya segenap stake holder dan para pelaku digital.
Mas Abdul Ghofur yang merupakan salah satu anggota DPRD Termuda Se-Jawa Timur asal Banyuwangi, tidak tinggal diam atas fakta ini.
“Era saat ini, eranya kita para anak muda. Era dimana keserbacepatan sangat menentukan. Kita harus ambil bagian. Jika tidak, kita akan jauh ketinggalan oleh peradaban.” Kata Mas Abdul Ghofur yang merupakan Politisi Gerindra Banyuwangi.
Kerjasama antar seluruh elemen hendaknya tidak sekedar memberi ruang fasilitasi, tapi juga perlu memberikan suatu apresiasi bagi para anak muda.
“Dengan kesadaran, kita semua harus terlibat aktif untuk memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya bagi anak muda. Hari ini adalah era mereka (anak muda). Maka kepercayaan dan apresiasi harus senantiasa dihadirkan ditengah-tengah anak muda!” Tambah politisi termuda se-Jawa Timur ini.
Mas Abdul Ghofur yang merupakan aktifis PMII ini berharap, segala karya dan model kehidupan baru di era digital ini adalah kosekuesi yang harus kita pikul bersama.
“Lewat proaktif, kreatif dan kolaboratif, semua tidak ada yang tidak mungkin. Dan tiga hal inilah kunci pegangan prinsip anak muda.” Tutup Mas Ghofur. (fh/md) (*)