Hubungan Dan Pendekatan Semantik Dalam Penafsiran Dan Pengkajian Makna Al- Qur’an
Penulis : Meilinda Nur Syifa

Ontimes.id, OPINI – Seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan kajian tafsir Al Quran semakin banyak bermunculan dengan teori- teori yang mengikutinya, salah satunya adalah semantik Al Quran.
Menurut Toshiko Izutsu, seorang Scripture asal Jepang dan menjadi ahli dalam semantik Al Quran, Semantik adalah kajian analitik terhadap istilah- istilah kunci suatu bahasa dengan sudut pandang tertentu sehingga sampai pada tujuan akhir yakni pengertian konseptual weltanschauung atau pandangan dunia masyarakat yang menggunakan Bahasa tersebut.
Dalam melakukan âpenafsiranâ terhadap al- Quran, Toshihiko berpendapat bahwa suatu bahasa tidak dapat begitu saja dipindah kedalam bahasa lain tanpa terjadi â kesalahan konsepâ yang dibawa.
Ia mencontohkan, dengan mengutip pendapat Profesor Morris Cohen dalam buku Prolusion to Logic, bahwa sangat berbahaya untuk menyandarkan kesamaan antara kata Yunani arĂȘte dengan âvirtueâ dalam membahas pandangan Aristoteles tentang manusia dalam karyanya âvirtousâ atau dalam konteks Indonesia menyamakan kata dzalim dalam bahasa arab dengan âzalimâ dalam bahasa Indonesia.
Bahasa al- Qur’an, yang mana berbahasa arab, makna- makna konseptual lebih banyak terjadi. Bahasa Arab memiliki banyak kosa kata dan sinonim yang kaya. Kata yang bermakna tinggi bersinonim enam puluh sinonim, bahkan kata yang menunjuk kepada aneka jenis pedang sebanyak lebih kurang seribu kata( Satu kata yang memiliki lebih dari satu makna dan tidak jarang mengandung pertentangan makna dari satu kata.
Hal ini menyebabkan penelitian semantik sangat dibutuhkan untuk menafsirkan konsep – konsep yang terdapat dalam Al-Qur’an âan. Selain Toshiko Izutsu, tokoh selanjutnya yang berperan serta dalam semantic adalah Noam Chomsky, beliau menyebutkan bahwa makna merupakan unsur pokok dalam analisis Bahasa.
Dalam kajian pendekatan semantik Al-Qur’an dikatakan ada prinsip utama, prinsip utama tersebut ialah bahwa setiap kata dalam al Quran tidak berdiri sendiri. Ia saling berhubungan satu sama lain dalam sebuah sistem Bahasa al Quran yang selanjutnya membentuk makna khusus kata tersebut.
Maka dapat disimpulkan hubungan antara metode semantik dalam penafsiran dan pengkajian makna Al-Qur’an adalah sangat relevan untuk digunakan, dimana metode pendekatan ini dapat memberi pemahaman baru dalam penafsiran dan pengkajian makna Al-Qur’an dimana konsep-konsep di dalamnya tidak sederhana, sehingga dengan semantik setiap pesan dan makna yang terkandung dapat diamalkan sesuai dengan zamannya.
Dengan hasil keteraturan yang menyeluruh, begitu kompkleks dan rumit sebagai kerangka kerja gabungan konseptual. Namun yang paling penting dalam tujuan khusus itu adalah jenis sistem konseptual yang berfungsi dalam Al-Qur’an bukan konsep-konsep yang terpisah secara sendiri-sendiri dan dipertimbangkan terlepas dari strukstur umum kedalam konsep-konsep tersebut disatukkan.
Maka dari itu dengan metode ini pula seorang penafsir Al-Qur’an dapat mengetahui lebih luas lagi pesan dan makna setiap kata yang terdapat di dalam Al-Qur’an karena kerap kali makna dasar selalu menimbulkan banyak pertanyaan tentang maknanya yang begitu luas.
Semantik Al-Qur’an dapat menjadi salahsatu upaya dalam memecahkan makna-makna yang belum diketuhai dari suatu kata tertentu dengan menganalisa makna dasar dan makna relasional terhadap kata tersebut.
Baca Juga : Memahami Makna Miskin Dalam Al Quran
Baca Juga :Â Al-qurâan Dan Teknologi Haruskah Pembaharuan Tafsir Di Era Modern ?