
Ontimes.id, OPINI – Al-Qur’an merupakan firman Allah swt yang berisi cerita, peristiwa, doktrin agama, petunjuk dan dokumen yang berlaku bagi rahmatanlil’alamiin untuk sepanjang masa sampai hari akhir tiba. Al-Qur’an yang juga pedoman hidup bagi seluruh umat manusia, kandungan ayat-ayat Al-Qur’an memiliki jawaban atas segala persoalan yang ada di dalam kehidupana manusia. Al-Qur’an membahas dan menjelaskan segala sesuatu termasuk soal Kadzab dalam Al-Qur’an. Ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan aspek Kadzab yang terkandung dalam Al-Qur’an secara universal yaitu kufur karena adanya pengingkaran terhadap ayat-ayat Allah SWT.  Kendatipun tak semua makna kata Kadzab dalam Al-Qur’an tak menunjukan sebagaimana makna kufur, ini disebabkan oleh adanya beberapa bentuk lafadz dalam Al-Qur’an yang menjelaskan kufur juga berarti bohong, munafik, iri, sombong dan lain. Kita dapat mengetahui bahwa kata Kadzab dalam Al-Qur’an memiliki arti yang berbeda-beda tergantung konteks turunnya ayat Al-Qur’an pada saat itu. Makna kata Kadzab ditinjau dari segi etimologi dan terminologi memiliki banyak arti dari kata tersebut.
Sebagai seorang manusia yang hakikatnya memiliki sifat yang tidak luput dari kesalahan, rasanya hampir tiap-tiap hari, kufur berada ditengah-tengah kehidupan bermasyarakat kita baik itu bersama keluarga, sahabat, maupun yang berada dekat dalam lingkungan kita. Kata Kadzab dan turunannya, diwahyukan berkali-kali dalam Al-Qur’an, apalagi dari kata shidq yang dimana merupakan antonim lafadz Kadzab. Kata Kadzab diturunkan dalam Al-Qur’an dan asalnya (isytiqaq) diulang sebanyak 277 kali. Kadzab, seringkali disepelakan oleh orang-orang yang berasumsi bahwa hal itu bukanlah hal yang besar bahkan tak jarang dari kita terkadang menjadikan suatu candaan terhadapa hal ini. Sedangkan di dalam firmanNya, Allah SWT telah memperingatkan kita yaitu hamba-hambaNya bahwa sesungguhnya seseorang yang paling zalim diantara kita adalah orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayatnya, hal ini berarti menjelaskan bahwa barang siapa mengada-ada terhadap Allah berarti orang itu belum beriman.
Lalu, bagaimana cara kita kemudian menghindari hal yang memang sudah menjadi bagian dari diri kita dan sulit tapi bukan suatu hal yang tidak mungkin, langkah awal tentunya dengan menyadari firman-firman Allah SWT tentang bagaimana karakteristik dari para ahli neraka, adalah orang-orang yang gemar melakukan dusta terhadap Allah SWT, dihari kiamat mereka akan dihinakan oleh Allah, dan para Malaikat bersaksi bahwa mereka adalah para pembohong dan terakhir mereka akan mendapat laknat Allah karena kezaliman mereka sendiri. Kemudian, Sadar akan orang-orang terdahulu, yang mengingkari ayat-ayat Allah lalu ditimpakan azab yang begitu pedih.
Jadi, sebagai umat Islam, untuk membersihkan hati mari kita jauhi karakter tercela ini, karena siapa pun yang sering melakukan perbuatan Kadzab, dia akan jatuh ke dalam api neraka sebagaimana dalam ayat-ayat Allah SWT yang mereka adalah termasuk golongan orang munafik.