Menteri BUMN Akan Tunda Rasionalisasi, Parta: Security Avsec Bisa Bekerja Seperi Biasa

Ontimes.id, Jakarta – Anggota Komisi VI DPR RI Nyoman Parta mengungkap Security Avsec Bandara Ngurah Rai yang terancam terkena rasionalisasi bisa bekerja seperti biasa dan tidak ada yang diberhentikan untuk 6 bulan kedepan.
Demikian ungkap Parta dalam rilis tertulinya, Kamis (2/12), usai Rapat Kerja (Raker) Komisi VI DPR RI dengan Kementerian BUMN.
“Kami berdua, saya dan pak Gde Sumarjaya Linggih (Demer), telah sampaikan persoalan Security Asvec Airport I Gusti Ngurah Rai, langsung dalam Raker dengan Kementerian BUMN, yang dihadiri oleh Menteri BUMN Erick Tohir beserta Wakil Menteri I Pahala Nugra M dan Wakil Menteri II Kartika Wirjoatmodjo,” ungkap Parta.
Anggota DPR RI Dapil Bali dari PDIP itu menyebut bahwa Menteri BUMN akan segera memanggil direksi AP 1 dan sepakat untuk memperpanjang kontrak Security Avsec Airport Ngurah Rai selama 6 bulan kedepan.
“Respon dari Pak Menteri maupun Wakil Menteri II bahwa Rasionalisasi Security Avsec akan ditunda selama 6 bulan, menunggu perkembangan pariwisata Bali, dan kelancaran kegiatan rangkaian G-20 di Bali,” terangnya.
Parta berharap pariwisata Bali segera bangkit sehingga tidak perlu ada rasionalisasi atau pengurangan personil Security Avsec di Bandara Ngurah Rai Bali.
Sebelumnya, Minggu (21/11/2021), sejumlah security Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, datang ke Rumah Aspirasi mengadukan nasibnya yang terancam diputus kontrak kerjanya oleh Pihak PT Angkasa Pura Supports (APS) anak perusahan dari PT Angkasa Pura 1.
Mereka mengungkap kekecewaan dan keresahan karena adanya SE dari Angkasa Pura 1 sebagai pemberi kerja pemutusan dengan salah satu syaratnnya yang menurut merek tidak adil. Yaitu tidak bertato dan bertindik.
Menurut Wayan Suatrawan dan Agus Amik Santosa yang mengkoordinir security itu, mengatakan bahwa mereka sudah bekerja di Airport selama 13-20 tahun lamanya dan tidak pernah ada masalah. Mereka sudah bertato saat sebelum menjadi Scurity Avsec dan saat sebelum jadi Scurity pernah bertindik.
Mereka mewakili 136 orang security dan menurut informasinya, jumlah scurity yang akan dihentikan kontraknnya berjumlah lebih dari 300 orang.