
Ontimes.id – Bertepatan pada hari ini, Senin (19/10/21), maulid Nabi Muhammad SAW diperingati umat Islam. Ustadz Abdul Somad menyebutkan, maulid dan melantunkan sholawat merupakan pertanda kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW.
Menurut Ustadz Abdul Somad, secara umum, bentuk sholawat boleh dilakukan secara nada tinggi maupun lembut, sebab sama saja.
“Tergantung selera, itu boleh. Silahkan pilih bagaimana enaknya sesuai selera, yang penting sholawat,” ujar Ustadz Abdul Somad, dilansir dari kanal Youtube TAMAN SURGA. NET.
Ustadz Abdul Somad juga menyebutkan, sejumlah sholawat yang berasal dari Hadramaut Yaman dan Mesir, namun ada pula yang tidak satupun dari kedua negara itu.
Ustadz Abdul Somad menyebutkan, bahwa sholawat “Sholatullah Salamullah ala Thoha Rasulillah“ yang selama ini kita kenal, sebenarnya aslinya berasal dari langgam kreasi orang Jawa “Iiirr..illiiirr… ta’ ijo royooo…royooo…”
“Kira-kira boleh tidak sholawat menggunakan lagu itu? Boleh! Mau menggunakan lagu gaya milenial pun juga boleh, yang penting sholawat,” ujar Ustadz Abdul Somad.
Disebutkan pula oleh Ustadz Abdul Somad, melantunkan sholawat yang penting cocok dan tenang untuk Maulid Nabi Muhammad SAW.
Bahkan, Ustadz Abdul Somad, membaca shalawat ketika seorang wanita hamil, berpengaruh menghasilkan anak yang berkepribadian kalem.
“Setan pun juga takut terhadap seseorang yang sedang membaca sholawat, sebab takut kepada Nabi Muhammad SAW,” terang Ustadz Abdul Somad.
Bahkan, kata Ustadz Abdul Somad, sholawat sering membawa seseorang menjadi rajin sholat. Sebab, sholawat juga sebenarnya merupakan doa.
Disebutkan, sholawat juga boleh menggunakan bahasa masing-masing, yang harus pakai bahasa Arab hanya sholat.
Ustadz Abdul Somad juga menyebutkan, salah satu bentuk cinta kepada Nabi Muhammad SAW, adalah menjaga “warisan” Nabi.
Yang dimaksud dengan “warisan” Nabi, adalah berbagai masjid. “Ramaikan sholat berjamaah,” terang Ustadz Abdul Somad.
Bahkan, Ustadz Abdul Somad pun mengingatkan, bagi para kepala daerah dari kalangan Muslim, agar dapat menggunakan kekuasaannya untuk menciptakan aparatnya yang beradama Islam untuk rajin sholat berjamaah.
Ustadz Abdul Somad juga mengingatkan dahsyatnya Takbir. “Mendengar Takbir, setan lari tunggang langgang,” terangnya.
Intinya, bahwa Maulid merupakan bentuk kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW dan diperbolehkan membaca sholawat dapat dilakukan dalam sejumlah bahasa karena isinya merupakan doa. (fh/ud).