Sejumlah Anggota DPRD Yogyakarta Lakukan Kunker ke Italia

Ontimes.id, Yogyakarta – Sejumlah Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Yogyakarta melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Italia pada 16-22 Mei. Tercatat ada 20 anggota DPRD DIY yang melakukan perjalanan ke Napoli, Florence, dan Roma.
Wakil Ketua DPRD DIY Suharwanta menjawab rasa penasaran wartawan yang bertanya pada Selasa (31/5/22). Kata dia, ada kaitannya dengan Bahasa Indonesia hingga soal UMKM.
Yang pertama Kota Napoli. Di kota di mana Maradona pernah merumput di klub sepakbola kota ini, 20 anggota DPRD DIT menyambangi sebuah universitas.
Menurut Suharwanta, bukan sembarang universitas, tetapi universitas itu memberikan mata kuliah Bahasa Indones. Wow!
Nah kita ingin merekatkan penguatan budaya maupun bahasa Indonesia di Napoli itu,” kata Suharwanta.
Kemudian setelah puas menengok kampus yang mengajarkan Bahasa Indonesia, rombongan melanjutkan kunjungan kerja ke Florence. Kota indah yang dikenal dengan sungainya.
Di kota ini, para anggota yang mulia ini melakukan studi banding tentang UMKM dan pariwisata. Tentunya ini akan berguna bagi DIY yang dikenal sebagai tempat wisata. Bukan begitu?
“Ada juga yang di UMKM di Florence. Itu pengembangan UMKM kulit. Sekaligus pariwisata,” beber dia.
Baca Juga: PC PMII Sampang Menuntut DPRD Terkait Polemik Penyaluran BPNT
Baca Juga: Tingkatkan Pariwisata, Yogyakarta Siapkan Alternatif Jalur Otoped di Kawasan Kotabaru
Kunjungan terakhir ke Kota Roma, ibu kota Italia yang dikenal dengan bangunan-bangunan zaman romawi.
“Terus yang di Roma itu tentang digitalisasi pemerintahan atau e-government yang Komisi A. Kemudian pengembangan energi terbarukan di Komisi C,” jelas Suharwanta.
Total ada 4 komisi yang ke Italia yaitu Komisi A, Komisi B, Komisi C, dan Komisi D. Masing-masing komisi diwakili oleh 5 orang sehingga total ada 20 orang dewan yang berangkat.
“Total 4 komisi. Satu komisi 5 orang jadi 20 orang itu. Iya memang tidak semuanya karena peraturan pemerintah indonesia kunjungan kerja DPRD ke luar negeri itu maksimal 1 grup itu 5 orang,” katanya.
Lalu apa alasan memilih Italia? Suharwanta mengatakan bahwa hal ini kaitannya dengan urgensi. Misal di Napoli soal kampus membuka jurusan Bahasa Indonesia, menurutnya tidak semua kampus membuka jurusan itu.
“Ya pertimbangan dari sisi urgensi kita ke sana ada beberapa misalnya Napoli ada universitas yang membuka jurusan Bahasa Indonesia. Kan tidak semua perguruan di luar negeri membuka jurusan Bahasa Indonesia,” katanya.
Saat disinggung soal kondisi COVID-19, dia mengatakan bahwa kunjungan ini sudah sesuai mekanisme.
“Kita minta izin ke Kemendagri kemudian oleh Sekretariat Negara, oleh Kementerian Luar Negeri dan termasuk Kedutaan Besar di sananya. Ternyata diizinkan karena sudah mereda, ketika pulang pun tidak diwajibkan PCR. Sesuai kebijakan Indonesia juga tidak ada karantina. Sudah vaksin booster,” bebernya.
Di sisi lain, saat disinggung berapa anggaran untuk kunker ke Italia ini, Suharwanta mengaku tak paham detailnya.
“Wah ini saya yang kurang paham secara detail,” pungkasnya. (sf/nj).