Sekolah Politisi Muda (SPM) Menggelar Webinar “Menilik Kandidat Presiden 2024-2029”

Ontimes.id, Yogyakarta – Sejumlah pemuda dari yayasan Satunama sukses mengadakan Webinar Nasional yang dihadiri oleh berbagai gerakan kepemudaan.
Webinar ini diselenggarakan sebagai salah satu bentuk kemandirian atas pembelajaran di program SPM lintas partai politik.
Panitia penyelenggara webinar, Vicko Karta Prabawa dari Partai Amanat Nasional (PAN) DIY mengungkapkan tujuan webinar kali ini sebenarnya menjadi bagian dari edukasi politik untuk masyarakat Indonesia secara luas.
“Bagaimanapun juga melihat kepemimpinan Capres Cawapres ke depan bukanlah hal mudah. Akan tetapi, ini penting diedukasi agar masyarakat tepat memilih pemimpinnya” Tegas Hanif
Baca Juga: Generasi Muda Adalah Generasi Perubahan Bangsa : Selamat Hari Sumpah Pemuda
Hal senada juga diungkapkan oleh Anton Soejarwo dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DIY, “yang lebih menyoroti tentang pentingnya publisitas dibandingkan publikasi sang Capres dan Cawapres untuk membangun pola pencalonan. Prediksi Pemilu 2024 menurutnya justru akan menjadi peluang politisi muda yang sudah saatnya masuk dalam bursa pencalonan.” Ucap Anton
Ada 38 peserta yang ikut menghadiri acara ini,diantaranya ada perwakilan dari masing masing wilayah seperti Yogyakarta, Bekasi, Situbondo, Makassar hingga Papua Barat.
Vicko Karta Prabawa dari Partai Amanat Nasional (PAN) DIY, Anton Soejarwo dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DIY, Elys Sholihatul Azizah dari PKB Jawa Tengah dan Hamidah dari PKB Pangandaran-Jawa Barat, Wedar Febi dari Partai Nasional Demokrasi (NasDem) Situbondo dan Indha Aulia dari Nas-Dem Makassar.
Dalam Webinar kali ini Muhammad Hanifuddin (Pilitical Literacy Institute) dan Heroik M. Pratama (Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi-Perludem) hadir sebagai pembicara.

Hanif, sebagai peneliti muda menyatakan “Pentingnya publisitas kandidat Capres Pemilu 2024 dalam strategi komunikasi politik ke depan. Publisitas menjadi kunci yang bisa mengantarkan kandidat Capres dan Cawapres dalam mendulang kemenangan. Ditambah dengan kekuatan Lembaga survey yang semakin mengerucutkan beberapa nama, seperti Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, Agus Harimurti Yudoyono, Erick Tohir, Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar, Puan Maharani, Tri Rismaharin, hingga Khofifah Indar Parawansa. Pada simulasi 10 nama misalnya, Charta Politika Indonesia (2021) merilis Ganjar Pranowo (26%), mendapatkan elektabilitas tertinggi, disusul berikutnya oleh Anis Baswedan (17,8%) dan Prabowo Subianto (17,5%). Hanya saja, sejauh ini belum ada bakal kandidat yang memiliki electoral di atas 30%” Pungkasnya
Baca Juga: Paguyuban Sunda Akan Mendatangi DPP PDI Perjuangan Untuk Memberikan Edukasi Kepada Elite Politik
Lebih lanjut Hanif menyampaikan bahwa nama-nama diatas belum menjadi jaminan akan lolos sebagai Capres maupun Cawapres meskipun hampir keseluruhan kandidat ‘mendadak menjadi Youtuber’ dengan nama akun masing-masing, apabila secara publisitas tidak dikelola dengan baik. Apalagi saat ini media social sangat memainkan peran dan kekuatan politik pada Pemilu mendatang dengan jumlah pemilih muda yang merupakan 60% dari total suara pemilih.
Nor Qomariyah, salah satu pelaksana program Sekolah Politisi Muda (SPM) Yayasan Satunama juga mengungkapkan pentingnya bagi anak-anak muda yang berasal dari lintas partai politik harus berperan serta, ikut aktif, sehingga tidak skeptis terhadap politik da bahkan apriori, meski berada di tengah oligarki, diwarnai patronase, dan didominasi oleh elit partai politik.
“Ini merupakan media yang tepat dan edukatif guna menyongsong Pemilu 2024, menempatkan Capres dan Cawapres yang tepat dan tentu saja public berhak menilai elektabilitas masing-masing kandidat” ungkap Qomariyah
(af/nk)*